YESUS SANG ADAM KEDUA

Doktrin Kristen Trinitarian:
Tuhan menciptakan manusia pertama yaitu Adam karena ia menginginkan satu bangsa yang akan memuliakan-Nya. Namun Adam telah memberontak terhadap Tuhan. Adam bukan saja berdosa melainkan ia telah melahirkan keturunan yang turut berdosa. Manusia yang seharusnya memiliki kehidupan Tuhan di dalam diri mereka, kini telah terpisah dari Tuhan karena dosa. Manusia yang seharusnya memiliki sifat Tuhan kini telah menjadi orang berdosa yang mementingkan diri sendiri.

Sebenarnya manusia yang harus menguasai bumi tetapi sekarang telah menjadi hamba kepada dosa dan Setan. Jadi, bagaimanakah umat manusia yang telah berdosa ini dapat memuliakan Tuhan dan menggenapi kehendak-Nya? Jawabannya adalah: Tidak dapat. Manusia pertama dari Tuhan telah gagal untuk memuliakan-Nya. Oleh sebab itulah, harus ada manusia kedua yang akan menjadi kepala dari suatu umat yang baru yang akan memuliakan Tuhan.

Tuhan masih menginginkan suatu umat manusia pilihan-Nya yang akan memuliakan Dia. Bagaimanakah Tuhan melakukannya? Tuhan akan melakukannya melalui seseorang yang lain! Oleh karena kebinasaan telah menimpa umat manusia melalui satu orang maka Tuhan menyediakan keselamatan bagi umat manusia yang berdosa ini melalui satu orang yaitu Kristus. Alkitab mengatakan:

“Jadi sama seperti ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang yang berdosa, demikianlah pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar.” Roma 5:19

Tanggapan kami:
Sekali lagi kita melihat betapa doktrin dosa waris telah mengajarkan manusia untuk bernegatif thinking. Seakan tidak ada kebaikan pada diri Adam. Seakan Adam adalah pemberontak besar. Seakan Adam adalah sumber dosa yang membuat seluruh manusia menjadi celaka. Seakan Adam adalah hamba Setan. Seakan Adam adalah patut dimusuhi oleh manusia. Seakan Adam harus dikutuk. Sungguh doktrin yang tidak adil sama sekali. Sungguh doktrin yang berasal dari Setan. Setan selalu berusaha untuk menjelek-jelekkan Adam. Setan selalu menuduh Adam sebagai sebab kecelakaan. Setan selalu melaknat Adam. Setan selalu mengutuki Adam. Doktrin dosa waris adalah doktrin Setan.

Lalu Setan mengajak manusia untuk mengkultuskan Isa putera Maryam. Mengajak manusia untuk menyembahnya. Mengajak manusia untuk memuja dan memujinya. Begitulah Setan telah memutarbalikkan firman Tuhan. Begitulah Setan telah menebar dusta untuk menipu manusia dari jalan lurus.

Doktrin Kristen Trinitarian:
Siapakah Manusia Kedua? Ia adalah Yesus Kristus. Berbeda dengan manusia pertama yang berasal dari debu tanah, Manusia Kedua ini berasal dari Sorga. Alkitab mengatakan:

“Manusia pertama berasal dari debu tanah, dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari Surga.” 1 Korintus 15:47

Tuhan mengasihi manusia dan ingin menyelamatkannya. Hal ini dilakukan-Nya dengan mengutus Anak-Nya yang Tunggal ke dunia ini. Ia akan mati untuk menebus dosa manusia. Namun Ia akan bangkit kembali untuk menjadi Kepala bagi suatu bangsa yang baru yaitu anak-anak Tuhan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus Kristus telah membuka jalan bagi kita untuk keluar dari bangsa keturunan Adam yang berdosa dan menjadi anak-anak Tuhan.

Tanggapan kami:
Benarkah Yesus manusia kedua? Bukankah Hawa adalah dilahirkan tanpa ibu? Kenapa dia tidak disebut sebagai manusia kedua? Mengenai jasad Adam, memang berasal dari debu, tetapi rohnya berasal dari Allah. Itulah sebabnya Adam dikatakan sebagai citra Allah. Dan jasad Yesus berasal dari Adam. 1 Korintus 15:47 adalah perkataan Setan yang suka menghina Adam. Dulu Setan juga berkata: “Aku lebih baik dibandingkan dengan apa yang Engkau ciptakan dari tanah itu.”

Ketika seseorang mengaku sebagai orang yang di dalam Yesus, berarti dia telah menyatakan dirinya di dalam Adam. Sebab Yesus adalah keturunan Adam. Jika seseorang membuka Injil Matius dari depan, maka akan ditemukanlah bahwa Yesus memang keturunan Adam. 1 Korintus 15:47 adalah benar-benar perkataan Setan.

Doktrin Kristen Tritunggal:
Manusia kedua ini datang melalui inkarnasi. Apakah yang dimaksud dengan inkarnasi itu? Inkarnasi ialah Tuhan sendiri telah menjadi manusia. Betapa indahnya perkataan dalam ayat ini: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita…….” Yohanes 1:1, 14

Ia yang menciptakan manusia itu, Dia sendiri telah menjadi Manusia. Ini adalah satu rahasia yang besar. Bahkan rahasia yang lebih besar adalah tentang cara bagaimana Tuhan menjadi manusia. Manusia pertama yaitu Adam diciptakan sebagai manusia yang telah dewasa tetapi Manusia Kedua yaitu Yesus Kristus memasuki alam semesta sebagai bayi yang kecil dan tak berdaya.

Tuhan Yesus lahir melalui seorang perawan. Ia tidak memiliki bapa manusia. Jadi, siapakah Bapa-Nya? Bapa-Nya adalah Allah sendiri! Maria, ibu-Nya bertunangan dengan Yusuf, namun sebelum mereka menikah, malaikat telah menampakkan dirinya kepada Maria dan berkata, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Tuhan Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang engkau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Tuhan.” Lukas 1:35

Malaikat itu juga menampakkan dirinya kepada Yusuf dan berkata: “Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Matius 1:20-21. Nama Yesus berarti “Juruselamat.”

Tanggapan kami:
Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah (seorang manusia),” maka jadilah dia. [QS. Ali Imran: 55]

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu apa pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. [Yohanes 1:1-5]

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [QS. An-Nur (24): 35]

Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. [QS. Al-Maidah (5): 15]

1. Dia apabila berkehendak menciptakan sesuatu, maka cukuplah Dia Berfirman: “Jadilah” maka jadilah apa yang Dia kehendaki terjadi (bd. Kej. 1:3,6,9,11,14, 20,24,26). Sebagaimana Yesus diciptakan dengan FirmanNya: “Jadilah,” maka jadilah Yesus.

2. Pada mulanya Allah berkehendak dan berencana, dan rencana Allah itu bersama-sama dengan Allah, lalu Allah berfirman: “Jadilah.” Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dengan firman: “Jadilah.” Allah menjadikan cahaya, lalu dari cahaya itu, Allah jadikan segala ciptaan. Kalau bukan karena cahaya itu, tidaklah Allah jadikan segala sesuatu, termasuk juga Adam dan Yesus. Cahaya itu adalah kasih bagi alam semesta. Cahaya itu bersinar dalam kegelapan. Kegelapan pun kalah olehnya. Cahaya itu kemudian menjadi daging, itulah hamba-Nya yang pilihan, sang pesuruh yang dijanjikan. Namanya adalah Himada atau Ahmad atau Muhammad, artinya yang terpuji, dia itulah sang Messiah bagi alam semesta.

Sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, apakah yang pertama kali Allah Ciptakan? Nabi menjawab, “Nur Nabimu.”

Dalam Hadits Qudsi juga ada dikatakan bahwa Allah Berfirman, “Kalau bukan karena kamu wahai Muhammad, tidaklah Aku ciptakan segala sesuatu.”

Dan dalam Injil Barnabas pasal 39 diceritakan tentang Nabi Adam setelah ditiupkan ruhnya ke dalam jasadnya yang berasal dari tanah sebagai berikut:

Adam, setelah meloncat ke atas di atas kaki-kakinya telah nampak di udara suatu tulisan bercahaya seperti surya, yang berbunyi, “Tiada Tuhan kecuali Allah, Muhammad adalah Pesuruh Allah.” Dalam pada itu Adam membuka mulutnya dan berkata, “Aku bersyukur padaMu, Ya Allah Tuhanku, bahwa engkau telah sudi menciptakan aku. Akan tetapi ceritakanlah kepadaku, aku mohon kepada Engkau, apa maksud amanat dari kat-kata ini, ‘Muhammad adalah Pesuruh Allah’ Sudah adakah di sana manusia-manusia lain sebelum aku?” Kemudian firman Allah, “Kamu akan bersyukur kembali, wahai hambaKu Adam. Aku ceritakan kepadamu bahwa engkau adalah manusia pertama yang telah Aku Ciptakan. Dan dia yang telah engkau lihat adalah anakmu, yang akan datang ke dalam dunia bertahun-tahun dari sekarang, dan akan menjadi PesuruhKu, karena dia Aku telah menciptakan seluruh alam, yang akan memberikan penerangan kepada dunia bila dia datang, yang Rohnya telah ditempatkan dalam suatu keindahan surga 60.000 tahun sebelum Aku menciptakan sesuatu.”

3. Allah tidaklah berinkarnasi menjadi manusia. Kalau Allah berinkarnasi menjadi manusia dan masuk ke dunia, mengapa masih ada Allah di sorga (Mat. 5:16)? Anda mungkin tahu siapa itu Semar. Ketika dia menjadi Semar, maka dia bukanlah dewa. Tetapi ketika dia menjadi dewa, maka para pandawa tidak dapat menemukan Semar di dunia ini. Akan tetapi ketika Yesus, yang katanya jelmaan Tuhan, berada di dunia, kenapa masih ada Tuhan di sorga? Jadi jelaslah bahwa Yesus bukanlah inkarnasi Tuhan.

4. Sangat penting bagi pelajar untuk mendalami Alkitab sampai kepada suatu pemahaman dasar logos, yang mana diterjemahkan sebagai “Firman” di dalam Yohanes 1:1. Kebanyakan Trinitarian percaya bahwa kata logos mengacu secara langsung kepada Yesus Kristus, maka di dalam kebanyakan versi Yohanes Logos ditulis dengan huruf besar dan diterjemahkan “Firman” (beberapa versi bahkan menulis “Yesus Kristus” di dalam Yohanes 1:1). Bagaimanapun, suatu studi kata Yunani Logos menunjukan bahwa kata itu digunakan lebih dari 300 kali di dalam Perjanjian Baru. Ketika suatu kata yang diulang lebih dari 300 kali, ditulis dengan huruf besar kurang dari 10 kali, itu adalah jelas nyata bahwa untuk menentukan kapan tidak dikapitalisasi dan kapan dikapitalisasi, penerjemah mengambil keputusan berdasar pada pemahaman Kitab Injil tertentu mereka.

Karena itu, Logos mempunyai cakupan makna yang luas. Satu adalah pikiran dan produk pikiran seperti “nalar,” (maka “logika” dihubungkan dengan logo); dan yang lain adalah ungkapan seperti “kata,” “perkataan,” “perintah”, dsb. Alkitab sendiri menunjukkan cakupan makna yang luas yang dipunyai logos, dan diantaranya yang diterjemahkan Kitab Injil adalah: tanggung-jawab, penampilan, buku/kitab, perintah, percakapan, kepandaian bicara, bujukan, keluhan, mendengar, instruksi, perihal, pesan, pendeta, berita, proposal, pertanyaan, alasan, layak, jawaban, laporan, aturan, desas-desus, berkata, mengatakan, menghukum, pembicara, pidato, cerita, menceritakan, pembicaraan, bicara, pengajaran, kesaksian, kata dan kata-kata.

Kamus-kamus Yunani yang bagus juga akan menunjukkan cakupan makna yang luas (kata-kata yang ditebalkan diterjemahkan dari logo):

> perkataan; kata-kata yang kamu katakan (Rom. 15:18, “apa yang sudah aku katakan dan sudah kuperbuat”).

> suatu statemen yang kamu buat (Luk. 20:20, “ mereka mungkin menjerat dia dalam beberapa statemen).

> suatu pertanyaan (Matt. 21:24, “Aku akan juga meminta kamu satu pertanyaan”).

> pengajaran (1 Tim. 5:17, “ terutama yang pekerjaannya memberi pengajaran dan mengajar).

> perintah (Gal. 5:14, “keseluruhan hukum diringkas dalam perintah tunggal”).

> peribahasa; (Yohanes 4:37, “ benarlah peribahasa, seseorang menabur, dan yang lain menuai’”).

> pesan; instruksi; proklamasi ( Luk. 4:32, “pesannya penuh kuasa”).

> pernyataan; deklarasi; pengajaran (Yohanes 6:60, “ini adalah suatu pengajaran yang sulit”).

> pokok materi sedang dalam pembicaraan; perihal (Kis. 8:21, “kamu tidak punya bagian atau hak dalam kependetaan ini.”) (Kis. 15:6, “ Dan rasul… datang bersama-sama untuk membicarakan perihal ini”).

> wahyu dari Tuhan (Mat. 15:6, “ kamu menghapuskan firman Tuhan”).

> suatu perhitungan, suatu tanggung-jawab ( Mat. 12:36, “orang akan harus memberi tanggung-jawab” pada hari penghakiman).

> suatu perhitungan atau “perihal” di dalam suatu rasa keuangan ( Mat. 18:23, Seorang raja yang ingin membuat “perhitungan” dengan para pelayannya. Filipi 4:15, “perihal memberi dan menerima”).

> suatu alasan; alasan ( Kis. 10:29, “ Aku meminta alasan yang kamu sudah memanggil aku”).

Daftar di atas tidaklah menyeluruh, tetapi itu menunjukkan bahwa logo mempunyai cakupan makna yang luas. Dengan semua definisi dan cara logo diterjemahkan, bagaimana kita memutuskan makna yang mana dari logo yang dipilih untuk tiap ayat? Bagaimana menentukan makna logos yang mana yang di dalam Yohanes 1:1? Bagaimanapun, logo harus secara hati-hati dipelajari dalam konteksnya dalam rangka mendapatkan arti yang sesuai. Kita menyatakan bahwa logo di dalam Yohanes 1:1 tidak bisa menjadi Yesus. Tolong catat bahwa “Yesus Kristus” bukanlah suatu definisi logo berdasarkan kamus. Ayat ini tidak mengatakan, “Di dalam permulaan adalah Yesus.” “Firman” tidaklah bersinonim dengan Yesus, atau bahkan “Mesias.” Kata Logo di dalam Yohanes 1:1 mengacu pada Karya Allah, maksud dan rencana. Logo mengacu pada ekspresi diri Allah, atau komunikasi, tentang Dirinya. Ini telah terjadi melalui ciptaan-Nya (Rom. 1:19 dan 20). Logo telah hadir lewat kata yang dikatakan para nabi dan melalui Kitab injil, Firman yang tertulis.

Sebagaimana di dalam Alquran:
> Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, [4:171]

> (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), [3:45]

> Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” [3:39]

> Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zhalim”.[2:124]
Kalimat atau logos dalam ayat di atas diartikan sebagai perintah dan larangan (Ten Commandment)

> Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.[3:64]
Kalimat/Logos dalam ayat di atas diartikan ketetapan/ajaran, yaitu mengenai hukum yang utama.

> Kemudian Adam menerima beberapa kalimatdari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. [2.37]
Kalimat atau logos dalam ayat di atas oleh Alquran terjemah terbitan Departemen Agama RI dijelaskan sebagai ajaran.

Kalimat atau Logos diartikan sebagai suatu perintah atau larangan, perintah Tuhan dalam Mencipta. Coba perhatikan ayat-ayat Alquran berikut ini:
> Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”. [2:65]
‘Jadilah’ merupakan Logos/Kalimat Allah ketika Allah Berkehendak untuk mencipta sesuatu.

> Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah”. Lalu jadilah ia. [2:117]

> Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia. [3:47]
Allah Menciptakan Yesus dengan kalimat/firman/logos: “Kun” yang berarti jadilah. Maka jadilah Yesus. Jadi bukan berarti bahwa Yesus itu Allah. Jadi penafsiran orang Kristen mengenai ‘Yesus adalah Kalimatullah’ atau ‘Yesus adalah Logos’ adalah keliru. Yesus, Adam, dan segala sesuatu itu Allah ciptakan dengan kalimat/firman/logos: “Kun”

> Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.[6:115]
Kalimat/Logos diartikan sebagai Alquran dalam ayat di atas. Jadi Alquran dalam keyakinan orang Islam ada dua, yaitu Al-Qur`an yang Qodim; kemudian yang kedua yaitu Al-Qur`an yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAAW, yang merupakan ungkapan Tuhan berupa kitab agar manusia mengenal Dia, maka Al-Qur`an inilah yang kelak akan membela orang-orang yang membacanya dengan keimanan, yaitu ketika di Hari Pengadilan. Dan ayat ini adalah jaminan akan kesucian Al-Qur`an dari pengubahan atasnya.

> Dan telah sempurnalah kalimatTuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. [7:137]
Kalimat/Logos dalam ayat di atas diartikan sebagai janji atau ketetapan Allah. Allah telah menyempurnakan kalimat-Nya, maksudnya Allah telah menunaikan janji-Nya, Dia telah mewujudkan ketetapan-Nya.

> Sesungguhnya mereka telah mengucapkan kalimat kekafiran, [9:74]
Kalimat/Logos dalam ayat di atas diartikan sebagai perkataan.

> Demikianlah telah tetap kalimatTuhanmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman. [10:33]
Kalimat/Logos dalam ayat di atas diartikan sebagai hukuman.

Dan masih banyak lagi di dalam Alquran, antara lain: 10:96; 11:110,119; 14:24,26; 18:5,27,109; 20:129; 23:100; 31:27; 37:171; 39:19,71; 40:6; 41:45; 42:14,21,24; 43:28; 48:26; 66:12.

Kata Logo, menandakan “nalar” dan “perkataan,” adalah suatu istilah filosofis yang diadopsi oleh Judaism Alexandrian sebelum St. Paul menulis. Kata itu mencakup semua gaya agar Tuhan menjadikan Dirinya dikenal manusia. Sebagai penjelasannya, itu menandakan tujuan-Nya atau disain-Nya; sebagai Firman-Nya, itu menyiratkan wahyu-Nya. Para guru Kristen, ketika mereka mengadopsi istilah ini, mengagungkan dan menetapkan; memperbaiki maksudnya dengan memasang kepada dua gagasan terbatas: (1) “Firman adalah seorang pribadi Ilahi,” (2) “Firman menjelma menjadi Yesus Kristus.” Itu adalah jelas nyata bahwa dua dalil ini telah mengubah secara material arti dari semua terminologi bawahan yang dihubungkan dengan gagasan untuk logos.

Adalah penting untuk dicatat bahwa “Para guru Kristen” itulah yang memasang gagasan “seorang ilahi” kepada kata logo. Ketika kata logo menjadi dipahami sebagai Yesus Kristus, pemahaman Yohanes 1:1 pada hakekatnya telah diubah. Maksud awal dari logo adalah ‘nalar’ dan ‘perkataan’, bukan “Yesus Kristus.”

Tidak ada kata di dalam Bahasa Inggris yang sepadan dengan kata Logo Yunani itu, seperti digunakan di sini [di dalam Yohanes 1:1]. Kata tersebut telah digunakan untuk mengisyaratkan suatu gaya konsepsi mengenai Dewata, umum dikenal pada ketika St. Yohanes menulis dan dengan intim mencampur dengan filosofi dari zamannya. Begitu asing dari kebiasaan berpikir kita hingga tidak mudah bagi kita untuk menyesuaikan pikiran kita kepada pengertiannya. Kata Logo Yunani, di dalam salah satu dari pikiran utamanya, menjawab hampir kepada kata kami: Reason. Logo Tuhan telah dihormati, bukan dalam pengertian paling kerasnya, hanya sebagai Reason of Allah; tetapi, di bawah aspek tertentu, sebagai Kebijaksanaan Tuhan.

Barangkali “kuasa Tuhan” akan menjadi suatu terjemahan baik untuk logo. Atau mungkin “rencana,” “tujuan” atau “ janji”. Mungkin juga “pemikiran, rencana atau tujuan Tuhan, yang terutama sekali dalam perang.” Banyak sarjana mengidentifikasi logo dengan kebijaksanaan Allah dan reason/akal/nalar.

Logo adalah ungkapan Tuhan, dan adalah Komunikasi Dirinya, sama halnya sebuah “kata” adalah suatu ungkapan yang keluar dari pemikiran seseorang. Ungkapan Tuhan yang keluar ini sekarang telah terjadi melalui Hamba-Nya, dan dengan begitu, maka dengan sempurna dapat dimengerti mengapa Yesus disebut “Firman.” Yesus adalah suatu ungkapan yang keluar dari kebijaksanaan, tujuan dan rencana Allah. Karena alasan yang sama, kita sebut wahyu sebagai “suatu kata dari Tuhan” dan Al-Qur`an adalah “Firman Allah.”

Jika kita memahami bahwa logo adalah ungkapan Tuhan —rencana, maksud, penjelasan dan kebijaksanaan Tuhan- maka telah jelas bahwa itu semua tentu saja bersamaNya “di dalam permulaan.” Kitab injil mengatakan bahwa kebijaksanaan Allah adalah “dari awal” (Ams. 8:23). Itu adalah penulisan Ibrani yang sangat umum untuk mewujudkan suatu konsep seperti kebijaksanaan. Tidak ada Yahudi masa lampau yang membaca Amsal akan berpikir bahwa kebijaksanaan Tuhan adalah suatu yang terpisah, itu dilukiskan seperti satu ayat seperti Amsal 8:29 dan 30: “… ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku (kebijaksanaan) adalah kesayangan di sisiNya.”

Jika Anda seorang musisi, maka Anda mengungkapkan diri Anda dengan musik, sehingga orang mengerti siapa Anda sebenarnya dan apa yang sedang Anda rasakan.

Jika Anda seorang pujangga, mungkin Anda akan mengekspresikan diri Anda melalui puisi.

Jika Anda seorang pematung, mungkin Anda akan mengekspresikan diri Anda melalui pahatan dan patung.

Dan Allah Yang Mahakuasa mengekspresikan dirinya melalui alam semesta, Kitab-Kitab-Nya, para nabi, termasuk Nabi Isa (Yesus) dan Nabi Muhammad saaw. Itulah sebabnya Nabi Muhammad saaw melarang kita untuk memikirkan bagaimana Allah itu, tetapi fikirkanlah ciptaan-Nya yang membentang dari ujung ke ujung.

“…langit menceritakan kemuliaan Tuhan dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” [Mazmur 19:1]

Pernah juga Nabi Isa (Yesus) dan Nabi Muhammad ditanya oleh masing-masing shahabatnya, “Wahai nabi bagaimankah Allah itu?” Maka baik Nabi Isa (Yesus) as maupun Nabi Muhammad saaw menjawab, “Bukankah engkau telah melihat aku? Jika engkau telah melihat aku, maka engkau telah melihat Allah.” (Yohanes 14:9) Apakah Nabi Isa dan Nabi Muhammad saaw sedang mengklaim dirinya sebagai Tuhan? Tentu tidak, tetapi sebagai ekspresi, firman, kalimah, ayat, atau logos Tuhan.

5. Benarkah Yesus adalah anak Allah secara harfiah? Tentu saja tidak. Anak berarti hamba. Bapa berarti Tuhan. Anak-anak Tuhan berarti hamba-hamba Tuhan. Anak tunggal Tuhan berarti hamba Tuhan yang terpilih, yang sangat disayangi, anak semata-wayang. Anak sulung Tuhan berarti hamba Tuhan yang pertama kali beriman di zamannya.

BERBAHAGIALAH SEGALA ORANG YANG MENDAMAIKAN ORANG, KARENA MEREKA ITU AKAN DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH. [Matius 5:9]
KATA YESUS: “… AKU AKAN PERGI KEPADA BAPAKU DAN BAPAMU, KEPADA ALLAHKU DAN ALLAHMU.” [Yohanes 20:17]
Nyatalah bahwa Yesus dan para pengikutnya adalah ‘anak-anak Tuhan’. Yesus adalah anak Tuhan sebagaimana para pengikutnya adalah anak-anak Tuhan. Yesus dan para pengikutnya mempunyai Bapa dan Allah yang sama.

KAMU MENJADI ANAK-ANAK BAPAMU YANG DI SORGA [Mat. 5:45]

ISRAEL ADALAH ANAKKU, ANAKKU YANG SULUNG. [Keluaran 4:22]

AKU TELAH MENJADI BAPA ISRAEL; DAN AFRAIM ADALAH ANAK SULUNGKU. [Yeremia 31:9]
INILAH ANAKKU YANG KUKASIHI, KEPADANYALAH AKU BERKENAN. [Matius 3:17]

AKU DIDALAM MEREKA DAN ENGKAU DIDALAM AKU SUPAYA MEREKA SEMPURNA MENJADI SATU, AGAR DUNIA TAHU, BAHWA ENGKAU YANG MENGUTUS AKU DAN BAHWA ENGKAU MENGASIHI MEREKA, SAMA SEPERTI ENGKAU MENGASIHI AKU. [Yohanes 17:23]
Yesus menyertai para pengikutnya dan Allah menyertai Yesus dan para pengikutnya. Yesus adalah utusan Allah. Allah mengasihi para pengikut Yesus sebagaimana Allah mengasihi Yesus. Yesus dan para pengikutnya adalah anak-anak Tuhan, mereka dikasihi Tuhan sebagai anak-anak Tuhan.

Penggunaan istilah anak tunggal ini juga dapat dilihat pada Tobit 8:17: “Terpujilah Engkau, karena kedua anak tunggal itu telah Kaukasihani. Berilah mereka, ya Tuhan, belas kasihan dan perlindungan, dan biarlah mereka meneruskan hidup mereka dengan senang dan belas kasihan!” Jika benar tunggal, mengapa ada dua? Jadi jelas bahwa tunggal di sini hanyalah istilah.

Bahkan dalam Terjemahan Lama, Yohanes 1:14 itu berbunyi: “Maka Firman itu telah menjadi manusia serta tinggal di antara kita (dan kami sudah memandang kemuliaan-Nya, seperti kemuliaan Anak yang tunggal yang daripada Bapa), penuh dengan anugerah dan kebenaran.”

Dengan Yesus di dalam para murid dan para murid di dalam Yesus, dan Allah mengasihi para murid Yesus sebagaimana Allah menyayangi Yesus, seharusnya para murid Yesus juga menjadi anak-anak pilihan, yang Allah berkenan kepada mereka (radhiyallahu ‘anhum = keridhoan/perkenanan/kerelaan Allah atas mereka). Maka para murid utama Yesus juga anak-anak tunggal Allah. Mereka adalah mu`min sejati.

Katakanlah: “Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?” Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.” [QS. Al-An’am (6): 14]

(Ibrahim berkata:) “Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. [QS. Al-An’am (6): 163]

Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau”. Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. [QS. Al-A’raf: 143]

Sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman. [QS. Asy-Syu’ara` (26): 51]

Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. [QS. Az-Zumar (39): 12]

Begitulah anak sulung Allah, hamba yang pertama-tama berserah diri dan beriman kepada Allah di zamannya masing-masing. Tidak ada bukti bahwa Allah mempunyai anak secara harfiah. Jika Allah memang mempunyai anak secara harfiah, maka aku adalah orang pertama yang akan memulyakan dan menyembahnya. Mahasuci Allah dari mempunyai anak. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan.

Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika benar Tuhan Yang Mahapemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” Maha Suci Tuhan Yang empunya langit dan bumi, Tuhan Yang empunya `Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu. [QS. Az-Zukhruf (43): 81-82]

Doktrin Kristen Trinitarian:
Manusia pertama, yaitu Adam, telah dicobai Iblis. Manusia yang kedua, yaitu Yesus, juga dicobai oleh Iblis. Alkitab mengatakan:

“Maka Yesus di bawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis.” Matius 4:1.

Mengapa Setan mencobai Yesus? Tujuan pencobaannya adalah supaya Yesus tidak mentaati Tuhan. Tiga kali Setan mencobai Yesus agar bertindak mengikut kehendak-Nya sendiri. Tiga kali juga Yesus menolak untuk berbuat demikian. Setan dikalahkan. Manusia pertama yaitu Adam, telah dikalahkan oleh Setan karena ia tidak mentaati Tuhan. Namun Manusia kedua yaitu Yesus Kristus beroleh kemenangan atas Setan karena Ia mentaati Tuhan. Tuhan Yesus juga menghadapi banyak pencobaan lain dalam kehidupan-Nya dan beroleh kemenangan karena Ia rela dan senang melakukan kehendak Bapa-Nya. Alkitab mengatakan, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya.” Ibrani 5:8. Oleh karena Ia telah belajar mentaati Bapa-Nya di dalam segala perkara, maka Ia siap menghadapi pencobaan yang terakhir dan terbesar yaitu di kayu salib.

Tanggapan kami:
Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa Iblis berani mencobainya? Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa ia harus mentaati Tuhan? Tuhan mentaati Tuhan? Jika Yesus adalah Tuhan, mengapa Iblis berusaha menjauhkan Yesus dari Tuhan? Iblis berusaha menjauhkan Tuhan dari Tuhan? Jika Yesus adalah Tuhan, apakah salah jika dia mengikuti kehendaknya sendiri?

Jika Yesus tidak punya otoritas dari dirinya sendiri, maka dia bukan Tuhan. Jika dia harus mengikuti kehendak Tuhan, berarti dia bukan Tuhan. Jika dia mentaati Tuhan, maka dia bukan Tuhan. Jika kekuasaannya bukan berasal dari dirinya sendiri, melainkan dari Tuhan (Mat. 9:8; 28:18; 21:23-27; Mark. 11:27-33; Luk. 20:1-8; Yoh. 14:10), maka dia bukanlah Tuhan. Yesus hanyalah manusia yang dilimpahi keberkahan, mujizat, dan kekuatan. Yesus hanyalah alat Allah. Sebagaimana alam semesta adalah tanda akan kemulyaan dan kekuasaan Allah, begitu pula Yesus adalah tanda akan kemulyaan dan kekuasaan Allah. Allah, jika Dia berkehendak, cukuplah berkata: “Jadilah.” Allah telah menggerakkan Yesus dan menyelamatkannya dari pencobaan, hingga dia beroleh kemenangan. Puji syukur itu hanya bagi Allah, bukan kepada Yesus kita bersyukur. Yesus tidak punya kuasa dari dirinya sendiri. Tuhanlah yang menguasai dan menggerakkan Yesus. Yesus hanyalah alat Allah.

Syukur kepada Allah, yang memberi kami kemenangan melalui Yesus. [1 Korintus 15:57]

Doktrin Kristen Trinitarian:
Di Taman Getsemani, pada saat Ia merenungkan tentang bagaimana Ia akan menanggung dosa karena kita, Tuhan Yesus berlutut dan berdoa: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku,…..” Ini menunjukkan bahwa penderitaan yang akan Ia tanggung sangatlah besar. Namun demikian, Ia tetap taat kepada kehendak Bapa-Nya dan Ia berdoa: “….tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Mat. 26:39

Tanggapan kami:
Rupanya Yesus tidak mau disalib untuk alasan apa pun, termasuk untuk menanggung dosa Israel. Dia minta diselamatkan dari penyaliban. Adapun cara penyelamatannya adalah terserah Allah, sebab Allah lebih tahu dari pada Yesus. Maka Yesus menyerahkan cara penyelamatan dirinya kepada Allah. Dan Allah pun menyelamatkan Yesus dengan cara yang dikehendaki-Nya, bukan yang dikehendaki dan difikirkan Yesus. Hal ini terlihat dari doa Yesus. Ya, Yesus berdoa memohon kepada Tuhan. Tuhan memohon kepada Tuhan? Tentu saja ini menunjukkan, bahwa Yesus ternyata hanyalah manusia, bukan Tuhan atau pun seorang ilahi atau pun Manusia-Tuhan.

Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku. [Matius 26:38]

Ayat ini menunjukkan bagaimana Yesus tidak mau disalib dan menyuruh murid-muridnya agar melindungi dia dari pasukan yang mau menangkapnya. Bahkan Yesus menyuruh nurid-muridnya untuk membeli pedang (Lukas 22: 36)

Doktrin Kristen Trinitarian:
Tuhan Yesus dibawa ke pengadilan di hadapan Pilatus, gubernur Romawi. Di sana jubah-Nya ditanggalkan dan Ia dipukuli dengan cemeti yang pada ujungnya ada benda tajam dari besi atau tulang yang dapat merobek kulit badan. Ia diejek dan diludahi. Pada wajah-Nya terdapat bekas-bekas siksaan dahsyat. Sebuah mahkota duri telah dikenakan di atas kepala-Nya. Kemudian Ia disuruh memikul kayu salib ke Kalvari, tempat Ia akan disalibkan. Di Kalvari, Setan berusaha sedapat mungkin agar Yesus melakukan sesuatu yang akan menyebabkan Ia gagal menjadi seorang Juruselamat yang sempurna. Namun, dalam segala hal yang dilakukan oleh Setan itu terbukti Ia tetap mengasihi dan taat kepada Tuhan dengan segenap hati-Nya. Ia terus berserah kepada Bapa-Nya dan terus mengasihi manusia. Ia menolak menyesali Diri-Nya. Ia tidak berusaha menyelamatkan Diri-Nya. Ia taat disiksa di atas kayu salib bahkan sampai mati.

Pada akhir hidup-Nya, Manusia kedua dari Tuhan ini dapat berkata: “Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya.” Yohanes 17:4

Tanggapan kami:
Benarkah yang ditangkap itu adalah Yesus? Atau justeru Yudas Iskariot? Coba perhatikan lagi ayat-ayat mengenai pengadilan, penyaliban, dan riwayat Yudas setelah penyaliban. Dongeng mengenai dosa waris, penyelamatan dengan penyaliban, itu semua adalah palsu. Coba lihat ringkasan kisah dalam Alkitab dari sebelum Yesus, hingga matinya Yudas berikut ini:

Bangsa Yahudi, sejak wafatnya Musa, terus dijajah oleh bangsa lain. Diantara yang pernah menaklukan Israel adalah Raja Sargon I dari Asyiria (722 SM), Nebukadnezar dari Babilonia (586 SM), Cyrus (Koresh) dari Persia (538 SM), Alexander dari Macedonia (332 SM), Imperium Romawi (63 SM).

Penindasan bangsa asing selama berabad-abad dan silih berganti menyebabkan dendam yang mendalam. Pada masa ‘pengasingan Babilonia’, bangsa Yahudi pun menuliskan kembali Torat Musa setelah hilangnya Torat Musa yang asli. Maka ditulislah Torat berdasarkan hafalan para imam dan juga berdasarkan dendam mereka. Mereka menghapuskan beberapa kisah penjajahan terhadap bangsa Yahudi untuk menghapus aib. Dan mereka masukkan kisah heroik raja-raja Yahudi yang fiktif. Dan mereka masukkan cerita bahwa Yahweh berjanji akan membalas perlakuan bangsa gentile yang telah menindas Yahudi.

Bangsa Yahudi terpecah menjadi 3 golongan:
1. Golongan yang mengharapkan datangnya seorang Musa baru beserta pendampingnya, yang akan menghantam bangsa penjajah dan menghidupkan kembali ajaran Yahweh. Seorang yang diharapkan kedatangannya itulah yang disebut Messiah. Mungkin inilah golongan Farisi yang mengharapkan datangnya Raja Yahudi. (Mat. 2:1-2)

2. Golongan yang melakukan kebaktian setiap matahari terbit, dalam rangka menjilat Romawi penyembah dewa matahari. Mungkin inilah golongan Saduki yang juga dicela oleh Yesus (Mat. 6:5)

3. Golongan yang mengasingkan diri ke daerah gersang sebagai tempat hidup dan beribadah sesuai ajaran Torat Musa, serta mempersiapkan diri menjadi gerilyawan melawan bangsa penjajah. Tentara Romawi selalu gagal menemukan persembunyian mereka. Jumlah kader mereka bertambah melalui sejumlah besar yang tertarik pada sikap hidup mereka yang zuhud (ascetic). Golongan ini disebut Esenes. Mungkin Yesus adalah termasuk anggota Esenes. Sebab Yesus selalu mencela orang Farisi dan Saduki, tetapi dia tidak pernah menyebut-nyebut soal Esenes. Sebab memang dia harus merahasiakan identitasnya sebagai anggota Esenes.

Yohanes Pembaptis juga diduga sebagai anggota Esenes. Diceritakan dalam Mat. 3:4 bahwa pakaian Yohanes terbuat dari bulu unta, dan ikat pinggangnya dari kulit, dan makannya belalang dan air madu hutan. Ketika remaja, keluarlah Yohanes dari pemukiman Esenes. Dia mengajak orang banyak untuk mengikuti jejaknya. Dia membaptis banyak orang di tempat terbuka. Sehingga akhirnya Romawi menangkap dan membunuhnya. Adapun Yesus lebih berhati-hati. Banyak mujizat yang ia tampakkan. Akan tetapi dia selalu berpesan agar mujizat itu tidak disiarkan agar jangan diketahui Roma. Tetapi ketika dia dan para zealot telah siap, mereka melakukan ‘pembersihan’ terhadap Bait Allah (Yoh. 2:14-15). Yesus dan pasukannya berhasil menguasai Bait. Romawi mengalami kekalahan lokal, tetapi kekuatan utama mereka tidak hancur. Akhirnya pasukan Roma dikerahkan untuk melawan pasukan Yesus.

Pada akhirnya terbukti bahwa pasukan Romawi selalu kuat bagi para pejuang. Pengikut Yesus porak-poranda. Yesus bersembunyi bersama para murid utama. Tentara Romawi mengadakan pencarian secara intensif untuk menemukannya.

Yudas Iscariot, seorang murid Yesus, terbujuk oleh janji hadiah 30 keping perak bagi siapa saja yang dapat menunjukkan tempat persembunyian Yesus.

Maka pada malam hari, tentara Romawi dikerahkan untuk menangkap Yesus. Dikisahkan bahwa Yudas akan memberi kode, yaitu siapa yang keningnya dicium (Mat. 26:48), maka itulah Yesus. Akan tetapi skenario ini ternyata salah langkah. Sebab yang terjadi adalah ada dua orang Yahudi yang terlihat berpelukan dalam kegelapan. Sehingga terjadi salah tangkap.

Keraguan akan siapa yag ditangkap juga terlihat dalam pengadilan. Hal ini bisa dilihat dari Lukas 22:67-23:25.

Kita semua tahu bahwa murid Yesus kemudian membantah bahwa mereka mengenal siapa yang telah ditangkap. Mereka seakan tidak mau disebut sebagai murid dari yang ditangkap itu. Para murid seakan tidak membela orang yang ditangkap itu.

Dan orang yang ditangkap pun seakan menolak tuduhan orang-orang yang mengadili. Dia berkata bahwa Anak Manusia yang sebenarnya sudah terangkat ke langit dan berada di sisi Tuhan. Akan tetapi para imam tidak percaya dan tetap memaksa dia untuk mengaku bahwa dia mengklaim dirinya sebagai Anak Allah. Lalu dia berkata, “Itu adalah katamu, bukan kataku. Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku adalah anak Allah. Kamulah yang mengatakan bahwa aku ini anak Allah. Seperti yang aku katakan: kalian tidak akan percaya walau aku katakan yang sebenarnya, yaitu bahwa Anak Manusia telah terangkat ke langit.”

Maka orang itu dihadapkan kepada Pilatus dan menuduhnya sebagai raja Yahudi yang ingin memberontak kepada Roma.

Akan tetapi orang itu menolak tuduhan itu dengan berkata, “Itu ‘kan katamu.” Maka Pilatus pun melepaskan dia, sebab terbukti bahwa dia bukanlah orang yang sedang dicarinya.

Tetapi para imam tetap mendesak agar menghukum dia. Mungkin para imam juga sadar bahwa yang ditangkap itu memang bukan Yesus. Akan tetapi merekalah yang telah berkomplot untuk membunuh Yesus. Mereka tidak ingin Yudas membocorkan rencana mereka kepada para murid Yesus. Sebab para imam tidak ingin para murid Yesus melakukan pembalasan kepada mereka.

Maka disaliblah orang itu. Dan dia mati dengan menyebut nama Allah. Lalu untuk meyakinkan, tentara Roma menusukkan tombak ke lambung orang itu (Yoh. 19:34). Orang itu pun dikubur (Yoh. 19:38-42). Akan tetapi kemudian para imam mencuri mayatnya. Para imam juga mengambil uang Yudas yang 30 keping itu dan membeli sebidang tanah. Lalu mereka meletakkan mayatnya tertelungkup di sebidang tanah itu, yang kemudian disebut dengan Tanah Darah, dan semua isi perutnya keluar dari bekas luka tombak (Kis. 1:18-19). Kemudian tanah itu digunakan untuk pemakaman orang gentile (ghayim/non-Yahudi).

Injil Matius 27:3-8 menyebutkan bahwa Yudas mati gantung diri. Ini tidak benar sama sekali. Jika dia mati gantung diri, lalu dari mana luka di perut itu di dapatkan, dan bagaimana ia bisa sampai ke Tanah Darah? Sedangkan menurut Injil Matius, tanah darah itu dibeli oleh para imam setelah Yudas gantung diri.

Doktrin Kristen Trinitarian:
Tubuh Yesus Kristus yang hidup selama tiga puluh tahun di bumi ini diturunkan dari kayu salib dan dibaluti dengan kain lenan. Jenasah-Nya diletakkan di dalam kuburan seorang yang kaya. Selama tiga hari dan tiga malam, tubuhnya terbaring di liang kubur tersebut. Kemudian, sesuatu yang ajaib terjadi. Yesus bangkit dari kematian-Nya oleh kuasa-Nya yang ajaib.

Manusia kedua dari Tuhan ini telah taat kepada Bapa-Nya di dalam segala perkara. Kematian tidak dapat menguasai-Nya. Ia bangkit dari kubur dan menjadi pemenang atas dosa, kematian dan Setan selama-lamanya. Tuhan Yesus telah menampakkan diri kepada para murid-Nya dalam tubuh kebangkitan-Nya dan bekas luka tusukan tombak di rusuk-Nya.

Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah alam semesta ini. Salib Yesus Kristus adalah rencana utama Tuhan dalam menyelesaikan persoalan umat manusia yang berdosa, setan dan para pengikutnya yang memberontak.

Ketika Kristus mati di salib, Setan berpikir bahwa ia telah beroleh kemenangan. Namun perkiraannya itu keliru. Salib yang menjadi andalan Setan untuk menghabiskan Tuhan Yesus akhirnya menjadi bumerang baginya. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan telah membinasakan pekerjaan-pekerjaan Setan dan melepaskan semua yang telah diperhambanya. Alkitab mengatakan, “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan yaitu Iblis yang berkuasa atas maut supaya dengan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada di dalam perhambaan oleh karena takut akan maut. Ibrani 2:14-15

Tanggapan kami:
Yesus belum mati, lalu bagaimana pula dia bisa bangkit? Lagi pula orang Kristen terlalu melebh-lebihkan hal ini. Apakah kebangkitan seseorang dari mati telah menjadikan dirinya sebagai Tuhan?

Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri. [2 Raj. 13:21]

TUHAN mendengarkan permintaan Elia itu, dan nyawa anak itu pulang ke dalam tubuhnya, sehingga ia hidup kembali. [1 Raj. 17:22]

Apakah orang yang bangkit itu menjadi Tuhan? Apakah Elisa menjadi Tuhan? Apakah Elia dan orang yang dibangkitkan itu menjadi Tuhan?Tentu saja tidak, sebab kebangkitan itu adalah dengan kuasa Bapa yang di sorga. Elisa dan Yesus tidak pernah bisa bangkit dan membangkitkan orang mati, kecuali dengan kuasa ALLAH.

Doktrin Kristen Trinitarian:
Allah Bapa tidak hanya menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan atas segala sesuatu tetapi juga menjadikan-Nya Kepala bagi suatu keluarga yang baru. Keluarga yang baru ini adalah “anak-anak Allah.” Sekarang ada dua jenis keluarga di dunia ini. Masing-masing keluarga ini mempunyai kepala keluarga. Adam adalah kepala bagi keluarga yang berdosa yang adalah keturunannya dan Yesus Kristus adalah Kepala dari keluarga yang baru “keluarga anak-anak Allah.” Masing-masing kita, ketika dilahirkan ke dunia ini, menjadi anggota umat keturunan Adam yang berdosa. Namun sekarang, melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Ia telah membuka jalan bagi kita untuk dilahirkan kembali secara rohani dan menjadi anak-anak Tuhan.

Tanggapan kami:
Lihatlah bagaimana Trinitarian menjadikan Yesus sebagai Tuhan, bapa orang-orang beriman. Dan menjadikan Adam sebagai Setan, bapa orang-orang berdosa. Sekali lagi kami katakan bahwa hal ini adalah lahir dari kebencian Setan kepada Adam. Orang-orang yang menyebut Adam sebagai bapa dari orang-orang ingkar dan bapa orang-orang berdosa, mereka itulah anak-anak Setan. Orang-orang yang berkata bahwa di dalam Adam tidak ada kebenaran, sebenarnya mereka adalah anak-anak Iblis.

Iblislah bapamu, dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab dia adalah pendusta dan bapa segala dusta. [Yoh. 8:44]

Sebenarnya kami kurang setuju dengan kata-kata Irenaeus mengenai ‘Yesus, Adam Terakhir’. Sebab kata-katanya mengandung pengertian bahwa Yesus itu adalah Juruselamat bagi alam semesta. Padahal Yesus diutus hanya bagi domba-domba Israel. Dan dalam kata-katanya itu mengandung juga pengertian bahwa dia percaya akan konsep dosa waris yang tentu saja tidak kami imani. Tetapi mari kita cermati kata-katanya mengenai: “Yesus, Adam Terakhir.”

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia. [QS. Ali Imran (3): 59]

Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. [1Timotius 2: 5-6]

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. [1 Korintus 15:22]

Seperti ada tertulis: “Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. [1 Korintus 15:45]

Dalam konsep dosa waris, manusia telah menanggung dosa karena Adam sebagai MANUSIA yang pertama telah berbuat pelanggaran. Maka untuk menebusnya diperlukan tebusan yang sesuai yaitu manusia sempurna juga, bukan Allah. Jika Yesus itu Allah, maka Bapa telah menuntut harga yang terlalu tinggi, dan ini bertentangan dengan sifat adil-Nya. Untuk itu, penebusan itu haruslah dibayar oleh MANUSIA juga, MANUSIA seperti halnya Adam. Maka jelaslah bahwa Yesus bukanlah Allah, tetapi manusia seperti halnya Adam, manusia sempurna yang katanya “lebih rendah daripada malaikat-malaikat.” (Ibrani 2:9)

Bagaimana mungkin suatu bagian dari Keilahian dapat lebih rendah daripada para malaikat?

Jika benar Yesus setara dengan Bapa, dan Yesus lebih rendah dari para malaikat, maka Bapa juga lebih rendah daripada para malaikat. Jika Bapa lebih besar dari Yesus, maka jelaslah bahwa Yesus tidak setara dengan Bapa, dan Yesus jelas bukan Allah. Sesuatu yang tidak setara dengan Allah, maka dia bukan Allah. Tidak ada yang setara dengan Allah.

Dan tidak ada manusia yang setara dengan Allah. Manusia hanyalah ciptaan Allah yang dijadikan khalifah di muka bumi. Dijadikan pemimpin atas segala makhluq yang bukan manusia. Dijadikan wakil Allah untuk menyuburkan bumi.

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. [Mazmur 8:4-9]

Akhirnya setelah dipikir-pikir, ajaran Irenaeus sepertinya tidak mengandung dosa waris. Hanya saja dia menekankan bahwa Adam diciptakan sebagai khalifah. Itulah salah satu tujuan Allah menciptakan manusia. Dan sebenarnya semua manusia yang sempurna jiwa raganya seperti para nabi bisa menggenapi tujuan diciptakannya manusia, sebagai khalifah Allah di muka bumi. Lihatlah kehidupan para Nabi. Bukankah mereka pantas menjadi wakil Allah di muka bumi? Begitulah, manusia bisa menjadi wakil Allah, dan wakil Allah itu ‘sama’ dengan Allah, sebagaimana wakil presiden adalah ‘sama’ dengan presiden. Tetapi tetap saja wakil presiden bukanlah presiden, dan wakil Allah bukanlah Allah. Itulah makna bahwa manusia bisa menjadi Allah di dalam bimbingan dan keselamatan Allah. Dengan hidayah Allah, seseorang akan menjadi wakil Allah. Menganggap Yesus sebagai Allah adalah suatu penghujatan kepada Allah; dan hal ini tidak dimaafkan kecuali dengan mengucap dua kalimat syahadat.

Tunjukilah kami Jalan Lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka. [QS. Al-Fatihah 6-7]

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. [QS. Al-Baqarah: 5]

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisa: 69]

3 Komentar »

  1. The Parakang said

    Siapakah yang mengajarkan anak-anak kecil untuk memberontak? berdalih dan licik?

    Mungkin itu adalah kehebatan Adam yang pertama dalam hasilkan generasinya? atau mungkin di sebabkan akibat dosa?

  2. artikelislami said

    Engkau dan Iblis begitu membenci Adam.
    Ketahuilah bahwa kamu ini sesungguhnya bukan menyembah Nabi Isa, karena Nabi Isa tidak mau disembah. Dan Allah tak mau disembah bersama yg lain. Allah menolak trinitas. Melihat tingkah lakumu, jelas sekali bahwa kau ini sungguh mirip bapakmu, yaitu Iblis. Engkau begitu memuja bapakmu hingga membenci Adam dan membenci juga Allah yang tunggal, sehingga engkau memberontak kepada Allah yang tunggal dan beralih kepada paham Tritunggal buatan bapakmu, Iblis.

  3. naomi said

    Tidak ada ajaran untuk membenci Adam.

    Firman Tuhan: (2Tim. 3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

    Adam adalah gambaran Allah mengenai “ketidak-taatan” manusia, sehingga jauh dari Allah.

    Yesus adalah teladan “ketaatan”, sehingga Allah berkenan kepada umat-Nya.

    Inilah Hukum Allah:
    “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
    Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
    Dan hukum yang kedua, yang SAMA dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
    Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

    Jikalau ada manusia yang membenci sesamanya, berarti dia sudah melanggar Hukum Allah.

RSS feed for comments on this post · TrackBack URI

Tinggalkan komentar